Dinamika Pemikiran Politik dalam Era Digital

Dalam era digital yang semakin maju, transformasi teknologi telah merubah hampir semua aspek kehidupan kita, termasuk dunia politik. Perubahan ini tidak hanya mempengaruhi cara politik dilakukan, tetapi juga memengaruhi pemikiran politik yang mendasari proses pembentukan kebijakan. Pada kesempatan kali ini, kita akan menjelajahi dinamika pemikiran politik dalam era digital dan bagaimana teknologi mempengaruhi cara kita berpikir tentang politik.

Pada tanggal 22 Agustus 2019, Kementerian Kajian Aksi Strategis Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Universitas Airlangga (UNAIR) menggelar diskusi tentang dinamika politik di Indonesia. Diskusi ini menyoroti rendahnya minat para politikus dalam bidang intelektual dan kurangnya semangat intelektual dalam politik saat ini. Tokoh politik era 1945-1965 seperti Sukarno, Natsir, Syahrir, Tan Malaka, dan Hatta dianggap memiliki semangat intelektual yang tinggi dan menjadi penulis hebat yang berkontribusi dalam mencerdaskan masyarakat melalui tulisan-tulisan mereka tentang gagasan-gagasan kebangsaan.

Perubahan Pemikiran Politik dalam Era Digital
Era digital mempengaruhi pemikiran politik dengan adanya perubahan dalam cara berpartisipasi politik dan peran media sosial. Teknologi digital memungkinkan individu untuk berpartisipasi dalam politik melalui platform media sosial, membagikan pandangan politik mereka, dan mendiskusikan isu-isu politik secara cepat dan mudah. Namun, fenomena rendahnya minat para politikus dalam bidang intelektual menunjukkan adanya pergeseran dalam pemikiran politik. Para tokoh politik sekarang lebih fokus pada eksistensi partai dan berkuasa, daripada memberikan pendidikan politik kepada masyarakat.

Pentingnya Semangat Intelektual dalam Politik
Semangat intelektual dalam politik adalah kunci untuk mencerdaskan masyarakat dan membangun demokrasi yang kuat. Pada masa lalu, tulisan-tulisan para tokoh politik dalam surat harian seperti Harian Rakyat, Pedoman, Suluh Indonesia, Abadi, dan Indonesia Raya menjadi sarana untuk berdialektika tentang gagasan-gagasan kebangsaan dan menyebarkan ideologi partai. Namun, fenomena tersebut jarang ditemukan saat ini. Para tokoh partai politik saat ini perlu menghidupkan kembali semangat intelektual dalam politik, seperti polemik-polemik yang terjadi di masa lalu, untuk mencerdaskan masyarakat.

Harmonisasi Era Digital dan Semangat Literasi
Dalam era digital, penting bagi para tokoh partai politik untuk tidak hanya memikirkan kekuasaan, tetapi juga untuk mencerdaskan masyarakat melalui pendidikan politik. Salah satu langkah penting adalah memiliki semangat literasi untuk dapat beradaptasi dengan perubahan teknologi dan memahami dinamika pemikiran politik dalam era digital. Dengan memadukan semangat intelektual dan keahlian literasi digital, kita dapat membangun demokrasi yang berkelanjutan di tengah tantangan teknologi.

Kesimpulan
Dinamika pemikiran politik mengalami perubahan signifikan dalam era digital. Para tokoh politik saat ini perlu menghidupkan kembali semangat intelektual dalam politik dan menjadikan pendidikan politik sebagai prioritas. Dalam menghadapi tantangan teknologi, penting bagi kita untuk mengembangkan literasi digital yang kuat, menjaga integritas proses politik, dan membangun demokrasi yang berkelanjutan di tengah perubahan yang terus berkembang. Dengan demikian, kita dapat memanfaatkan potensi era digital untuk mencerdaskan masyarakat dan memperkuat partisipasi politik yang inklusif.