Peran Perguruan Tinggi dalam Mengatasi Kemiskinan di Indonesia

Kesenjangan ekonomi merupakan masalah utama di negara berkembang, termasuk Indonesia. Oleh karena itu, upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia sangat diperlukan. Dalam menyelesaikan permasalahan tersebut, perguruan tinggi juga ikut berperan aktif. Yuk simak bagaimana peran perguruan tinggi dalam mengatasi kemiskinan di Indonesia!

Perwakilan SDGs Center Universitas Airlangga, Savira Rizma Yunita SM, menjadi pembicara dalam sebuah webinar yang berfokus pada upaya pengentasan kemiskinan di Indonesia. Acara tersebut dihadiri oleh 250 peserta dari perguruan tinggi di seluruh Indonesia. Ia menyoroti faktor-faktor penyebab ketimpangan, seperti fundamental pasar, political capture, ketidaksetaraan gender, rendahnya upah, ketimpangan akses infrastruktur, dan faktor lainnya.

Savira memberikan definisi sederhana tentang kemiskinan sebagai ketidakmampuan seseorang untuk memenuhi kebutuhan dasar. Faktor-faktor yang mempengaruhi kemiskinan antara lain tingkat pendidikan yang rendah, produktivitas tenaga kerja, tingkat upah, ketimpangan distribusi pendapatan, kesempatan kerja yang terbatas, kualitas sumber daya yang rendah, kurangnya penguasaan teknologi, dan faktor budaya.

Savira mengungkapkan tren penurunan jumlah penduduk miskin di Indonesia pada tahun 2022. Menurutnya, ini terjadi karena upaya pemerintah dalam mengimplementasikan program-program pengentasan kemiskinan. Kementerian Sosial telah melakukan perluasan target dan peningkatan anggaran untuk program pengentasan kemiskinan, penyaluran bantuan sosial dan subsidi tunai, pendampingan keluarga miskin, kolaborasi dengan para pemangku kepentingan, dan lain sebagainya.

Perguruan tinggi juga memiliki peran penting dalam mendukung Sustainable Development Goals (SDGs) melalui riset, pengabdian masyarakat, pengelolaan, dan pengajaran yang berfokus pada SDGs. Mahasiswa pun dapat berperan sebagai agen perubahan dalam menangani kemiskinan dengan mendukung kebijakan perekonomian, melakukan monitoring terhadap program-program perekonomian, memberdayakan masyarakat, dan melaksanakan program-program aksi nyata.

Savira memberikan pesan kepada mahasiswa agar aktif dalam mendukung penanganan kemiskinan di Indonesia, terutama melalui program pengabdian masyarakat. Program-program tersebut harus fokus pada peningkatan perekonomian dan kesejahteraan masyarakat, seperti pendidikan dan pelatihan untuk komunitas masyarakat atau ibu-ibu PKK. Hal ini diharapkan dapat meningkatkan perekonomian masyarakat secara berkelanjutan.

Dalam upaya mengatasi kemiskinan, kolaborasi antara pemerintah, perguruan tinggi, dan masyarakat menjadi kunci untuk mencapai perubahan yang signifikan. Semoga melalui upaya yang terpadu dan sinergi ini, Indonesia dapat mencapai target pengentasan kemiskinan dan menciptakan masyarakat yang lebih sejahtera.