Prof. Dr. Phil. Toetik Koesbardiati, DFM., PA. (k). Officially Inaugurated as Professor of Paleoanthropology

SURABAYA – ADM WEB | Guru besar merupakan jabatan fungsional yang berbeda dengan gelar akademik lainnya. Menyandang gelar kehormatan sebagai guru besar, tenaga pendidik harus melewati empat jabatan fungsional terlebih dahulu. Sama halnya dengan Prof. Dr. Phil. Toetik Koesbardiati, DFM., PA.(k)., salah satu guru besar FISIP UNAIR. 

Wanita kelahiran tahun 1967 tersebut mengawali perjalanannya dengan menjadi dosen Antropologi sejak tahun 1993, asisten ahli pada tahun 2001, lektor pada tahun 2004, lektor kepala 2007, hingga akhirnya resmi dikukuhkan sebagai guru besar FISIP ke-22 sekaligus UNAIR ke-585 pada Kamis, [27/06/2023] berkat kontribusinya di bidang pendidikan, pengabdian, serta penelitian. 

Dalam pidatonya yang berjudul Memberi Kesempatan Berbicara Pada si Mati, Toetik menyampaikan kecintaanya terhadap rangka manusia. “Tidak ada yang pernah luput dari pandangan saya tentang orang mati. Orang mati dapat memberikan informasi mengenai bagaimana perjalanan hidup, cara hidup, hingga kebiasaan si mati. Oleh karena itu, dengan ‘mendengarkan’ si mati berbicara, saya dapat mengidentifikasi mereka,” ungkap Toetik.  

Lebih lanjut, minimnya teknologi di Indonesia yang mampu membantunya ‘mendengarkan’ suara si mati,  membuat dosen Antropologi peminatan ragawi tersebut harus sering menjalin kerja sama dengan luar negeri.  

Namun, hambatan tersebut justru memantik semangatnya untuk melakukan penelitian dan publikasi di bidang paleoantropologi. Toetik percaya, setiap mayat punya kisah tersendiri. Setiap kisah, perlu didengarkan, untuk itu forensik dan paleoantropologi lahir. Menjadi seorang guru besar, tentu akan membuka jalan baginya ‘mendengarkan’ lebih banyak suara dari orang mati.  

Di akhir kesempatan, Toetik tak luput menyampaikan pesan kepada para pembaca.  “Guru besar itu, kan, jabatan tertinggi untuk akademik ya. Nah, bagi saya itu adalah langkah untuk tetap konsisten di keilmuan. Saya akan tetap eksis dan konsisten di bidang kematian atau rangka serta bidang antropologi ragawi lainnya agar bisa dibaca dan dipelajari oleh semua orang sebagai pengetahuan.” 

Dikukuhkannya Toetik sebagai seorang guru besar membawa kebanggaan bagi seluruh keluarga FISIP UNAIR. Figur Toetik yang dikenal memiliki semangat dan pengabdian yang besar dalam pengembangan ilmu pengetahuan memperoleh apresiasi dari berbagai pihak.

Dalam acara tasyakuran yang diselenggarakan oleh FISIP, Departemen Antropologi yang diwakili oleh Dr. Lucy Dyah H., S.Sos., M.Kes. selaku sekretaris departemen menyampaikan harapan baiknya kepada Guru Besar FISIP ke-22 itu. “Selamat kepada Bu Tok akhirnya berdiri tegak di sini, semoga kami bisa dibimbing lebih baik lagi. Atas nama departemen saya ucapkan selamat berjuang dan semoga Antropologi semakin berjaya dengan adanya Bu Tok,” ujarnya. 

Artikel ini merefleksikan poin ke-4 SDGs yang dicanangkan oleh PBB. (DFD/SA).  

source
https://unair.ac.id