SURABAYA – ADM WEB | Dosen Antropologi melakukan kegiatan Pengabdian Masyarakat (PENGMAS) di Desa Binaan dengan mengangkat isu Pengembangan Promosi Eco-Heritage Tour Package melalui pemasaran virtual di Kawasan Situs Trowulan Kabupaten Mojokerto untuk penguatan kawasan pariwisata berkelanjutan.
Pada Juli 2023, salah satu dosen Departemen Antropologi, Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga (FISIP UNAIR), Dr. Sri Endah Kinasih, S.Sos., M.Si, melakukan kegiatan pengabdian masyarakat (PENGMAS) di Desa Binaan, Kecamatan Trowulan, Kabupaten Mojokerto.
Beliau bersama beberapa dosen dan mahasiswa melaksanakan kegiatan tersebut guna memberikan edukasi kepada masyarakat mengenai Promosi Eco-Heritage Tour Package melalui pemasaran virtual di Kawasan Situs Trowulan Kabupaten Mojokerto untuk penguatan kawasan pariwisata berkelanjutan.
Kegiatan pengabdian tersebut berawal dari keresahan mengenai masyarakat yang berwisata pada objek-objek wisata yang bersifat heritage cenderung berpisah-pisah. Seperti hanya pada salah satu objek wisata tetentu saja, tidak pada objek-objek secara utuh dalam satu daerah. Hal ini menyebabkan masyarakat berwisata hanya sekedar melihat dan berfoto, tetapi belum dapat menangkap pesan yang tersampaikan dari objek-objek wisata tersebut.
“Motivasi saya selama ini, paket wisata heritage terpisah-pisah, wisatawan hanya berkunjung pada salah satu objek wisata dan sekedar melihat kemudian berfoto, perlu adanya penyampaian pesan kepada wisatawan yang berkunjung ke objek wisata tersebut mengenai bagaimana sejarah monumen yang disampaikan oleh masyarakat setempat,” ujarnya.
Dalam pengabdian ini, beliau memperkenalkan virtual tour 360 sebagai alat promosi serta mengajak beberapa elemen masyarakat Desa Binaan seperti Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS), Karang Taruna, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES) untuk dapat mengembankan wisata Eco-Heritage kedalam Tour Package melalui pemasaran virtual di Kawasan Situs Trowulan Kabupaten Mojokerto tersebut.
“Ada 3 sasaran yang kami pilih untung terlibat dalam pengembangan paket wisata berbasis heritage yaitu Kelompok Sadar Wisata (POKDARWIS), Karang Taruna, dan Badan Usaha Milik Desa (BUMDES). Mereka harus menyempaikan pesan dalam wisata yang berbasis heritage tersebut, pesan itu juga disampai pada virtual tour 360 tadi, supaya orang ketika melihat virtual ada keinginan untuk datang ketempat wisata tersebut,” tuturnya.
Terakhir, tantangan dalam pengabdian ini membutuhkan waktu yang cukup untuk mengaktualisasikan kegiatan dan terus berkordinasi dengan masyarakat setempat. Serta, harus melakukan kontroling setiap 1-3 bulan sekali. Maka dari itu, diperlukan struktur atau kelambagaan untuk bertanggung jawab menjalankan program ini.
Artikel ini merefleksikan nilai SDGs ke-11 Sustainable Cities and Communities. (DAA).
source
https://unair.ac.id