Al Muslim High School Students Learn the Meaning of Diversity at FISIP UNAIR

SURABAYA–ADM WEB | Sebanyak 44 siswa SMA Al Muslim melakukan kunjungan belajar ke FISIP UNAIR pada Kamis (16/05/2024). Mereka tidak hanya berkunjung saja, tetapi juga belajar Sosiologi secara langsung bersama para dosen Sosiologi, seperti Dr. Septi Ariadi, Drs., MA., Dr. Tuti Budirahayu, Dra., M.Si., dan Nur Syamsiyah, S.Sosio., M.Sc. 

“Saya ucapkan selamat datang kepada adik-adik. Kalian di sini akan didampingi Bu Tuti, Mbak Syam, dan Mbak Claudia. Nantinya, saya harap adik-adik bisa belajar arti keberagaman di masyarakat dan bagaimana menghargai perbedaan yang ada,” sambut Septi. 

Keberagaman di Masyarakat

Selama kunjungan, para siswa belajar mengenai pluralitas di masyarakat. Pelajaran semacam itu tentu penting untuk meningkatkan pemahaman para siswa. Harapannya, mereka dapat memandang perbedaan di masyarakat menggunakan kacamata Sosiologi, sekaligus mencegah prasangka dan tindakan rasis kepada sesama. 

“Tuhan tentu menciptakan manusia berbeda-beda. Itulah yang menciptakan keberagaman di dalam masyarakat. Keberagaman itu seperti bunga di taman, pasti taman akan semakin cantik kalau ada banyak jenis bunga di situ. Sama seperti masyarakat, semakin banyak perbedaan budaya justru menambah corak di dalam masyarakat itu sendiri,” kata Tuti. 

Selama pemaparan materi, para siswa tampak aktif bertanya dan berdiskusi dengan para dosen. Tuti pun memuji pertanyaan yang diajukan para siswa. Menurutnya, pertanyaan dari para siswa erat kaitannya dengan kondisi masyarakat sekarang. 

“Kunjungan belajar seperti ini bisa dibilang menjadi bagian dari pendidikan multikulturalisme. Masyarakat Indonesia yang beragam tentu perlu dilatih bagaimana menerima perbedaan satu sama lain. Penerimaan itu nggak bisa tiba-tiba muncul, tetapi harus dibiasakan,” sambungnya. 

FISIP UNAIR dan Keberagaman

Di tengah sesi, Prof Bagong selaku Dekan FISIP ikut membagikan opininya mengenai sikap FISIP UNAIR terhadap keberagaman. 

“FISIP UNAIR merupakan fakultas yang penuh dengan warna. Belajar di FISIP itu mendorong kita untuk melihat masyarakat yang beraneka warna. Kita dibiasakan untuk menghargai dan menerima ‘mereka’ yang berbeda. Di sini, kelompok minoritas dilindungi, pun kelompok mayoritas harus mengayomi mereka yang berbeda,” ujarnya. 

Penyampaian materi oleh para dosen pun mendapat kesan positif dari para siswa, seperti Keke. “Penyampaian materi mengenai keberagaman tadi sangat menarik dan mudah dipahami,” ungkapnya. 

Artikel ini merefleksikan nilai SDGs ke-4 Quality Education (AS)

source
https://unair.ac.id