FISIP UNAIR and USM Collaborate to Realize SDGs in Penang

Penang, Malaysia | Adm Web – Sebagai salah satu universitas terbaik di Indonesia, Universitas Airlangga (UNAIR) kembali melaksanakan kolaborasi lintas institusi. Hal tersebut dilaksanakan guna mewujudkan poin-poin SDGs. Universiti Sains Malaysia (USM), menjadi rekan FISIP UNAIR kali ini. Selama lima hari (2-6/6/2024), delapan mahasiswa dari berbagai program studi di FISIP menjadi peserta dalam program kunjungan ke USM, Penang, Malaysia. Sesuai dengan Tri Dharma perguruan tinggi, kolaborasi selama lima hari tersebut diisi dengan kegiatan pendidikan dan pengabdian masyarakat.

Pada hari pertama tim FISIP UNAIR melakukan perjalanan menuju Penang. Kemudian, di hari kedua dimanfaatkan peserta program untuk menyelami budaya Penang. Di mana para mahasiswa menjelajahi berbagai destinasi wisata dan budaya. Penang Hill, Armenian Street, Padang Kota Lama, dan Teluk Gurney adalah beberapa tempat yang dikunjungi para mahasiswa. Visitasi tersebut bertujuan untuk mempelajari kultur serta kondisi sosial masyarakat Penang.

Kendati Malaysia tidak memiliki pengalaman nation building sebagaimana Indonesia pernah mengalami Sumpah Pemuda, peserta program menyaksikan bahwa justru terjadi hal kontraintuitif karena diskriminasi dan gesekan antargolongan jarang terjadi. Selain itu, peserta program menemukan bahwa diversitas masyarakat Penang lebih homogen dari Indonesia karena “hanya” memiliki tiga ras mayoritas: Melayu, Tionghoa, dan India. Kendati demikian, kondisi tanpa nation building ini membuat perbedaan ketiga golongan itu semakin kentara.

Challenge and Transforming SDGs in Nusantara

Pada hari ketiga, kegiatan difokuskan pada dharma pendidikan. Peserta program mengikuti seminar bertajuk “Challenge and Transforming SDGs in Nusantara.” Gelaran yang menjadi bagian dari seri International Nusantara Malay Archipelago Seminar ini diisi oleh Dr. Sarah Anabarja dari UNAIR dan kolaborasi dengan Profesor Reevany Bustami dari USM. Setelahnya, peserta program mengikuti tur kampus USM. Program dilanjutkan dengan kunjungan dan pengabdian ke Yayasan PERMAI, organisasi diaspora masyarakat Indonesia di Malaysia yang mewadahi Pekerja Migran Indonesia (PMI) dan anak-anak mereka untuk mengakses pendidikan. Tiga mahasiswa menjadi relawan untuk mengajar kelas bahasa Inggris bagi para PMI.

Dharma pengabdian dilanjutkan pada hari keempat. Lima mahasiswa yang belum mengajar di hari sebelumnya, kini mengajar anak-anak dari PMI. Setelah bermain permainan motorik ringan, siswa-siswi PERMAI dibagi menjadi kelas-kelas kecil yang dipandu oleh mahasiswa peserta program. Setelah berlinang air mata berpisah dengan anak-anak PMI yang mereka ajar, mahasiswa peserta program mengucapkan selamat tinggal pada Penang esok harinya.

Artikel ini mencerminkan SDGs ke-16 dan ke-17 (D/K).

source
https://unair.ac.id