FISIP UNAIR Becomes BP Berau's Strategic Partner in Identifying Social and Economic Conditions of the Community

SURABAYA – ADM WEB | Dikenal sebagai mitra yang kompeten, FISIP UNAIR kembali menjalin kerja sama dan bersinergi dengan BP Berau. BP Berau merupakan perusahaan yang beroperasi di sektor minyak dan gas. Dalam kolaborasi ini, FISIP UNAIR memberikan kajian mendalam mengenai kondisi sosial dan ekonomi masyarakat di Blok eksplorasi Agung I & Agung II. Prof. Dr. Bagong Suyanto Drs., M.Si selaku ketua pelaksana kerja sama menyebutkan bahwa kerja sama ini melibatkan dosen Program Studi Sosiologi diantaranya  Dr. Septi Ariadi, Drs., MA, Ratna Azis Prasetyo, S.Sosio., M.Sosio serta lima mahasiswa FISIP lainnya.

FISIP UNAIR Mitra Kompeten 

Kerja sama FISIP UNAIR dan BP Berau sejauh ini telah dilakukan sebanyak dua kali. Kerja sama pertama dilakukan pada tahun 2019, berlokasi di Teluk Bintuni, Papua. Kemudian, kerja sama kedua dilakukan pada tahun 2023 berlokasi di Blok Agung I, yaitu wilayah laut dalam lepas pantai Bali dan Jawa Timur. Selain itu, Blok Agung II berlokasi di laut dalam lepas pantai Sulawesi Selatan, Nusa Tenggara Barat dan Jawa Timur.

“Kerja sama dengan BP itu sudah lama kita lakukan mulai tahun 2019. Dari hasil kerja sama itu, kami menjadi mitra yang baik karena hasilnya diterima dengan baik. Itulah yang membuat tahun kemarin kita ditawarkan kembali untuk meneliti di Blok Agung kawasan di Laut bali selama dua bulan,” ungkap Prof. Bagong.

Lebih lanjut, Prof. Dr. Bagong Suyanto Drs., M.Si juga mengungkapkan bahwa FISIP UNAIR akan selalu menjaga reputasinya. Reputasi yang baik akan mempengaruhi kerja sama dengan pihak lainnya.

“Bekerja sama dengan pihak swasta ini memiliki jaringan yang luas. Apabila sudah bekerja sama dengan salah satu pihak, maka pihak lainnya akan datang untuk menawarkan kerja sama juga. Sehingga, kita berusaha menjaga reputasi kita yang baik. Dengan demikian, kerjasama terus berjalan,” lanjutnya.

Kemitraan Berkelanjutan 

FISIP UNAIR menjadi mitra yang membantu secara profesional dalam aspek sosial seperti mengidentifikasi suatu informasi yang telah tugaskan. Adanya kerja sama seperti ini memperkuat hubungan antara dunia akademik dan industri, serta menciptakan sinergi yang saling menguntungkan. 

“Semoga tahun ini atau tahun depan kembali ada penawaran kerja sama. Kerja sama ini sebenarnya berkelanjutan yang dimana ini masih identifikasi saja, belum eksplorasi dan tentunya kegiatan seperti ini dilakukan karena kita dianggap punya kompetensi untuk melakukan identifikasi dalam bidang sosial,” tutur Prof. Bagong.

Artikel ini merefleksikan poin SDGs ke-9 dan ke-17, yaitu Industry, Innovation and Infrastructure dan Partnerships for the Goals. (BSKM).

source
https://unair.ac.id