Continuing the Leadership Relay, HIMA Sociology Holds a Handover of Positions

SURABAYA – ADM WEB | Serah Terima Jabatan (Sertijab) merupakan simbol estafet kepemimpinan di Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik, Universitas Airlangga (FISIP UNAIR). Termasuk Himpunan Mahasiswa (Hima) Sosiologi FISIP UNAIR (Himasos) yang beberapa pekan lalu sukses menyelenggarakan Sertijab di Ruang Soetandyo FISIP UNAIR, pada Minggu (26/11/2023).

Pada periode tersebut, Faisal Hakim dan Rafli Rahmatiawan (mahasiswa Sosiologi 2021) terpilih sebagai Ketua dan Wakil Ketua Himasos masa jabatan 2024/2025. Visi-misi yang diusung oleh Himasos di bawah kepemimpinan Faisal dan Rafli didasarkan oleh keinginan untuk mewujudkan Hima sebagai ruang belajar dan kreasi bagi seluruh mahasiswa Sosiologi FISIP UNAIR

Selain itu, keduanya ingin memperkuat peran Himasos selaku mediator yang merangkul antar mahasiswa Sosiologi, pihak departemen, bahkan pihak eksternal.

Faisal menegaskan pihaknya ingin mengaktualisasikan konsep ‘rumah’ sesuai slogan Sosiologi yakni Sosiologi Satu, Sosiologi Dulur Kabeh pada periode 2024/2025.

Rumah itu bukan orang pun bukan tempat. Rumah itu perasaan nyaman kita yang tidak terpaku pada massa dan ruang. Aku ingin membangun Hima sebagai rumah untuk teman-teman Sosiologi. Rumah untuk berkembang, rumah untuk berproses, rumah untuk berkreasi dan bereksperimental,” tutur Faisal.

Sementara itu, Sekretaris Himasos Octaviani Dwi menerangkan setidaknya terdapat tiga program kerja (proker) unggulan yang akan diselenggarakan sepanjang periode 2024/2025. Ketiga program tersebut yakni Rangkul Desa Sosiologi (Rasio), Sociology Euforia Festival (Sophoria Festival), dan Sociolympic.

“Rasio adalah proker pengabdian masyarakat dengan menggandeng desa mitra. Proker ini selaras dengan salah satu nilai Tri Dharma Perguruan tinggi,” ungkap Octa.

Lebih lanjut, Octa menyampaikan jika proker Sophoria merupakan acara festival tahunan yang memperkuat solidaritas antar mahasiswa Sosiologi di setiap angkatan. Pada acara tersebut, mahasiswa Sosiologi diberikan kesempatan untuk menunjukkan bakatnya.

Sedangkan, Socioloympic atau Olimpiade Sosiologi akan membantu branding Sosiologi UNAIR di kalangan siswa-siswi SMA se-Surabaya Raya.

Kendati demikian, perjalanan Himasos masih jauh ke depan. Tantangan paling nyata yang kelak akan dihadapi Himasos adalah menurunnya semangat mahasiswa dalam berorganisasi. Terutama saat ini tidak sedikit yang tergiur dengan program MBKM (Merdeka Belajar, Kampus Merdeka).

Menepis persoalan tersebut, Faisal mengaku telah menyiapkan berbagai strategi. Mahasiswa tahun ketiga itu menilai, organisasi semata-mata tidak akan ditinggalkan karena program MBKM. Organisasi masih akan tetap ada untuk mewadahi potensi mahasiswa dan menjadi batu lompatan untuk berkembang. Sehingga, perannya tidak bisa begitu saja dihilangkan.

“Saya ingin membuat Himasos sebagai rumah bagi mahasiswa Sosiologi. Dengan begitu, mereka akan nyaman berkembang sebelum memutuskan ‘nyemplung’ untuk magang. Bekal yang didapatkan dari organisasi akan berguna bagi mereka. Saya berusaha semaksimal mungkin untuk mewujudkan hal tersebut,” pungkasnya.

Artikel ini merefleksikan poin ke-4 SDGs yang dicanangkan oleh PBB. (DFD).

source
https://unair.ac.id