Community Service for the IIP Department Empowers Librarians in Yogya

SURABAYA–ADM WEB | Departemen Ilmu Informasi dan Perpustakaan (IIP) FISIP UNAIR saat ini sedang melaksanakan program pengabdian masyarakat (pengmas). Pengabdian yang berlangsung dari bulan April hingga November 2023 tersebut menyasar Balai Layanan Perpustakaan Daerah Istimewa Yogyakarta. 

“Pengmas kami membawa judul ‘Pendampingan Penulisan dan Publikasi Ilmiah pada Pustakawan di Balai Layanan Perpustakaan DIY. Pengmas yang diketuai oleh Yunus Abdul Halim, S.Si., M.Kom. tersebut diikuti oleh 13 dosen, termasuk pak Yunus di dalamnya, dan 2 orang mahasiswa,” tutur Dr. Fitri Mutia, A.KS., M.Si. 

Berdayakan Pustakawan

Pengabdian yang dilakukan oleh Mutia dan tim memiliki tiga tujuan. Tujuan pertama adalah untuk meningkatkan pengetahuan dan kemampuan pustakawan dalam menulis dan mempublikasikan karya ilmiah berkualitas. Selanjutnya, pengmas tersebut ditujukan untuk meningkatkan literasi pustakawan dalam mencegah dan mendeteksi tindakan plagiarisme di dalam karya ilmiah. Terakhir, pengabdian yang dilakukan oleh Mutia dan tim juga memiliki fokus untuk meningkatkan produktivitas pustakawan melalui publikasi karya ilmiah. 

“Pengmas yang kami lakukan memiliki tiga kegiatan utama, yaitu pelatihan dan pendampingan penulisan karya ilmiah, pelatihan dan pendampingan publikasi karya ilmiah, serta praktik untuk mendeteksi plagiarisme di dalam karya ilmiah. Terlebih dahulu kami mengenalkan konsep karya ilmiah, lalu kami ajarkan bagaimana menerapkan konsep dan mencegah plagiarisme saat menulis karya ilmiah,” terang Mutia melalui wawancara daring. 

Dukung SDGs

Menurut Mutia, pengabdian yang ia dan tim lakukan merupakan bentuk implementasi poin SDGs, lebih tepatnya quality education. Kegiatan edukasi pustakawan dalam bidang penulisan, publikasi, dan deteksi plagiarisme merupakan wujud kontribusi Departemen IIP dalam mengembangkan kompetensi pustakawan. Nantinya, karya ilmiah yang dihasilkan oleh mereka dapat berguna bagi pengembangan profesi pustakawan.

“Seperti tahun sebelumnya, kegiatan pengmas yang dilakukan Departemen IIP berupaya untuk mendukung ‘pendidikan berkualitas’ yang ada di dalam SDGs. Tentu dalam hal ini, kegiatan menulis karya ilmiah yang kemudian dipublikasikan merupakan salah satu wujud proses belajar agar kompetensi pustakawan menjadi lebih baik. Di sisi lain, publikasi karya ilmiah menjadi salah satu tolok ukur kinerja pustakawan di Indonesia. Namun, masih ada beberapa faktor internal yang menjadi kendala publikasi karya ilmiah oleh pustakawan, seperti motivasi yang rendah dan kurangnya pengalaman,” ungkap Mutia.  

Bekal yang Berharga

“Pelatihan penulisan karya ilmiah memberikan bekal yang berharga bagi para pustakawan untuk mengembangkan kemampuan mereka dalam menyampaikan ide dan informasi secara sistematis, logis, dan jelas. Perlu disadari bahwa menulis karya ilmiah yang berkualitas tidak hanya bermanfaat bagi penulisnya, tetapi juga bagi perkembangan ilmu pengetahuan dan masyarakat secara keseluruhan,” tutup Mutia. 

Artikel ini merefleksikan nilai SDGs ke-4 Quality Education dan ke-17 Partnerships for the Goals (AS).

source
https://unair.ac.id