BEM FISIP UNAIR Collaborates with GENBI UNAIR to Hold Blood Donation Activities

SURABAYA – ADM WEB | Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) Fakultas Ilmu Sosial dan Ilmu Politik Universitas Airlangga (FISIP UNAIR) sukses menghelat kegiatan donor darah dengan menggandeng Generasi Baru Indonesia (GENBI) UNAIR.  

Acara yang bertajuk ‘GENBI Blood day X Kementerian Sosial Lingkungan MASDONAR’ itu diselenggarakan di Aula Soetandyo, FISIP UNAIR, pada Kamis (22/02/2024).  

Adapun GENBI sendiri merupakan komunitas yang terdiri dari mahasiswa-mahasiswi penerima beasiswa Bank Indonesia yang berada di bawah naungan Bank Indonesia. 

Kegiatan donor darah merupakan kegiatan tahunan yang termasuk ke dalam agenda progam kerja (proker) Kementerian Sosial dan Lingkungan Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM) FISIP UNAIR.  

Program kerja donor darah BEM FISIP telah berkolaborasi dengan berbagai pihak, kebetulan tahun ini berkolaborasi dengan GENBI UNAIR. Kolaborasi ini bermula dari tawaran dari divisi Sosial Masyarakat GENBI UNAIR untuk melakukan kegiatan donor darah bersama yang dilakukan di Aula Soetandyo FISIP UNAIR.  

Fara selaku ketua pelaksana kegiatan ‘GENBI blood day X Kementerian sosial lingkungan MASDONAR’ menegaskan bahwa kegiatan ini merupakan realisasi dari menjunjung tinggi Tri Dharma perguruan tinggi di bidang pengabdian masyarakat. 

“Tujuan diadakannya kegiatan donor darah adalah melihat kebutuhan donor darah di Indonesia yang masih kurang setiap tahunnya dan bentuk realisasi tri dharma perguruan tinggi dalam bidang pengabdian masyarakat,” ungkapFara.   

Lebih lanjut, kegiatan donor darah yang dilakukan BEM FISIP dan GENBI UNAIR melibatkan beberapa pihak mulai dari mahasiswa FISIP UNAIR hingga PMI Kota Surabaya. Antusias dari kalangan mahasiswa FISIP UNAIR dalam mengikuti kegiatan donor darah sangat tinggi.  

Menurut Fara, pihak PMI Surabaya menyediakan 75 kantong untuk pendonor darah. Akan tetapi pendaftar donor darah membludak dan terdapat peserta yang langsung hadir tanpa melakukan pendaftaran. Akan tetapi hal tersebut dapat teratasi karena terdapat beberapa peserta yang tidak dapat memenuhi kriteria pendonor darah.  

Sebagai penutup, Fara berharap, kegiatan ini dapat dapat membantu pihak-pihak yang membutuhkan donor darah sekaligus sarana edukasi kepada mahasiswa terkait pentingnya donor darah. 

“Dilansir dari website Kementerian Kesehatan Indonesia itu butuh 5 juta kantong darah setiap tahunnya. Namun pendonornya hanya sekitar kurang lebih 4 juta, sehingga masih kurang dan banyak warga Indonesia masih takud untuk melakukan donor darah. Dengan demikian, harapannya adanya kegiatan ini juga sarana edukasi paling tidak mulai dari lingkungan kita karena ada manfaat dari segi kesehatan dan kemanusiaan,” pungkas Fara.  

Artikel ini merefleksikan point ke- 3 SDGs yang dicanangkan oleh PBB. (AN).

source
https://unair.ac.id