Examining the Implementation of e-Voting for Village Elections, Political Science Students Win 2024 PKM Funding

SURABAYA–ADM WEB | Dhiny Faiz Zulfa, mahasiswa Ilmu Politik, bersama tiga temannya berhasil memperoleh pendanaan Program Kreativitas Mahasiswa (PKM) 2024. Dhiny ditemani oleh  Ghisella Asy Sifa, Aqil Azmi Reswara, dan Doni Muhammad Fauzi. Ketiganya merupakan mahasiswa program studi Statistika 

Penerapan e-Voting untuk Pilkades

Dhiny dan timnnya memutuskan untuk mengambil judul “Analisis Sentimen Warga Desa Kepuhkiriman terkait e-Voting pada Pilkades sebagai Dasar Penerapan Pemilu di Era Digital” sebagai topik penelitiannya. 

“Kami ambil topik ini karena berfokus pada pengumpulan dan analisis sentimen warga terkait penggunaan teknologi e-Voting dalam pemilihan kepala desa (pilkades). Dari analisis tersebut, kami berharap dapat mengidentifikasi pandangan, kekhawatiran, dan harapan warga menegnai penggunaan teknologi digital selama pilkades,” tutur Dhiny. 

Dhiny ingin hasil penelitian yang mereka lakukan dapat dijadikan sebagai dasar untuk mengembangkan dan menerapkan sistem pemilihan berbasis digital di masa depan. Menurut mereka, penggunaan teknologi dapat mendorong pemilu yang lebih efisien dan transparan. 

Realisasi Penelitian

“Setelah pendanaaan, kami langsung di desa untuk mengumpulkan data sentimen warga terkait penggunaan e-Voting. Data tersebut diperoleh melalui kuesioner dan wawancara dengan warga secara langsung. Lalu, data yang terkumpul akan dianalisis menggunakan software pengolah data. Di akhir, kami akan membuat rekomendasi penggunaan e-Voting untuk pilkades selanjutnya,” terangnya. 

Laporan penelitian yang dibuat Dhiny dan tim nantinya akan dipresentasikan saat final PKM 2024 yang berlangsung di UNAIR pada akhir tahun. 

Kunjungan Dhiny dan tim ke Desa Kepuhkiriman

“Kalau ditanya apa hasil penelitian kami bisa diterapkan di desa lain, sebenarnya itu tergantung kebijakan desa masing-masing. Setiap desa kan pasti punya kondisi dan kebijakan yang beda-beda. Kebetulan desa yang kami jadikan lokasi penelitian itu cukup ‘melek’ teknologi dan sudah menerapkan e-Voting sejak pilkades 2018 lalu,” 

Kendala dan Harapan 

Dhiny mengungkap setidaknya ada tiga kendala yang ia dan timnya alami selama melakukan penelitian. Pertama, kesulitan membagi tugas dan berkoordinasi antaranggota tim. Kedua, adanya halangan teknis selama proses penelitian, seperti lambatnya akses internet dan software selama pengumpulan dan analisis data. Ketiga, adanya perbedaan pendapat antar anggota tim.  

“Untungnya kendala semacam itu berhasil kami atasi. Saat ini, kami sedang proses mengerjakan laporan kemajuan yang rencananya akan dikumpulkan Juni nanti. Satu hal yang penting adalah menjaga komunikasi antar anggota. Misal ada anggota yang keteteran, anggota lain bisa back up biar ngga menghambat progress,” imbuhnya. 

Melalui penelitian itu, Dhiny dan tim pun berharap rekomendasi yang mereka berikan dapat mendorong penerapan e-Voting lebih luas untuk pemilu yang lebih efisien, transparan, dan akuntabel. 

Artikel ini merefleksikan nilai SDGs ke-4 Quality Education (AS)

source
https://unair.ac.id